Perindustrian pembuatan sepatu kulit |
produk sepatu kulit 200x150 Produksi Sepatu
dan Sandal Kulit dalam Kesederhanaan LumintuPerkembangan model sepatu dan
sandal kulit makin bervariasi. Sepatu kulit yang awalnya menjadi salah satu
fashion eksklusif saat ini mulai digemari berbagai kalangan dengan berbagai
aktivitas. Dulu orang hanya menggunakan sepatu kulit ketika menghadiri
event-event resmi, sehingga produk sepatu kulit identik dengan golongan
masyarakat kelas tertentu. Seiring dengan perkembangan fashion dan teknologi,
pemakaian sepatu kulit saat ini lebih fleksibel dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari. Kondisi itulah yang menjadi latar belakang Bapak Slamet (58)
menekuni usaha produksi dan reparasi sepatu dan sandal kulit berbagai macam
model.
Ditemui di rumahnya Senin (25/4), Pak Slamet
berujar jika usaha sepatu dan sandal kulitnya tersebut sudah ditekuni sejak
tahun 1973. “Saya menekuni usaha pembuatan dan reparasi sepatu kulit karena
saya dulu lulusan Sekolah Terbuka Kulit (setara SMP),” kata Pak Slamet kepada
tim liputan bisnisUKM. Menggunakan “Lumintu” sebagai nama usahanya, saat ini
Pak Slamet melayani produksi sepatu vantovel, sepatu kerja wanita, sandal kulit
pria dan wanita, reparasi sol sepatu, jahit, dan ganti sol bawah. Produksi
tersebut dikerjakan sendiri di rumah yang sekaligus sebagai lokasi produksi
Dusun Purwobinangun Bimomartani Ngemplak Sleman.
sepatu kulit lumintu 200x150 Produksi Sepatu
dan Sandal Kulit dalam Kesederhanaan LumintuDalam sehari, bapak 5 orang putra
tersebut mampu menghasilkan minimal 3 buah sepatu kulit. Demi menjaga kualitas produknya,
Pak Slamet konsisten menggunakan bahan baku kulit sapi asli yang dibeli dari
Jogja. “Meskipun menggunakan kulit sapi asli, namun harga yang kami tawarkan
cukup terjangkau, yaitu untuk sepatu harganya mulai dari Rp.135.000,00/ pasang;
sementara untuk sandal harganya mulai dari Rp.75.000,00/ pasang, dan untuk
reparasi mulai dari Rp.3.000,00” jelas pensiunan TU sebuah SMP tersebut. Dengan
harga yang demikian, dalam sebulan Pak Slamet mampu memperoleh keuntungan
bersih Rp.700.00,00 s.d Rp.1.000.000,00.
Selama ini, Pak Slamet tidak pernah melakukan
pemasaran secara aktif untuk mempromosikan usaha sepatu kulitnya tersebut.
Kebanyakan konsumen yang datang taunya dari ‘gethok tular’ atau dari mulut ke
mulut dari pelanggan yang pernah membeli atau mereparasi sepatu kulitnya di
Lumintu. “Posisi lokasi usaha saya yang ada di pinggir jalan ternyata juga
cukup membantu dalam memperkenalkan Lumintu sebagai tempat produksi sepatu
kulit, minimal kepada orang yang sedang lewat,” terang Pak Slamet sembari
tersenyum. Lumintu yang pada awalnya melayani pesanan hanya dari masyarakat
sekitar dan teman kerja Pak Slamet, kini pesanan mulai meluas hingga ke Bantul
dan wilayah sekitar Jogja.
sandal kulit lumintu 200x150 Produksi Sepatu
dan Sandal Kulit dalam Kesederhanaan LumintuProses produksi sepatu dan sandal
kulit Lumintu hanya menggunakan peralatan sederhana berupa paku, palu, lem,
cetakan, catut/ tang, dan mesin jahit. Dalam proses produksinya, awalnya
dilakukan pembuatan pola terlebih dahulu, setelah pola terbentuk bahan baku
kulit dipotong sesuai ukuran, kulit yang masih tebal kemudian ditipiskan dengan
jalan diseset, baru dilanjutkan dengan proses dijahit, dan yang terakhir
dilakukan finishing serta penambahan aksesoris. Dalam memberikan pelayanan
kepada para konsumennya, Pak Slamet tidak lupa memberikan jaminan garansi 1
tahun bagi pembeli produknya. “Dalam satu tahun jika sepatunya rusak, bisa
dikembalikan kesini untuk diperbaiki dan itu gratis, tetapi kalau hilang saya
tidak bisa memberikan gantinya,” celetuk Pak Slamet sambil tertawa.
Ukuran sepatu yang biasa diproduksi kakek 5
orang cucu tersebut untuk pria 38-43, sementara untuk wanita mulai dari ukuran
36. Dalam sejarahnya, Pak Slamet pernah memperoleh orderan pembuatan sepatu
kulit sebanyak 47 pasang untuk Kelurahan Kepuharjo pasca erupsi merapi beberapa
waktu yang lalu. “Patut disyukuri, meskipun usaha saya ini tergolong kecil,
namun orderan yang datang selalu ada setiap harinya,” jelas bapak yang kini
menjabat ketua RT tersebut.
cetakan sepatu 200x150 Produksi Sepatu dan
Sandal Kulit dalam Kesederhanaan LumintuDi akhir wawancaranya, Pak Slamet
berujar jika selama menjalankan usahanya ini yang menjadi kendala baginya
adalah waktu. “Waktu menjadi kendala utama karena usaha ini saya jalankan dan
kerjakan sendiri, padahal saya juga memiliki tanggungan keluarga dan warga
karena saat ini menjabat sebagai ketua RT,” tambah Pak Slamet. Meskipun begitu,
Pak Slamet berharap peluang usaha yang dijalankannya tersebut akan terus
berjalan dengan pesanan yang makin mengalir sesuai dengan nama usahanya Lumintu
yang berarti mengalir atau berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar